BElI TIKET MURAH YUK

Hukum Kebebasan Berfikir

Tanggapan kami bahwa orang yang membolehkan seseorang bebas menganut keyakinan dengan meyakini agama yang dia inginkan ; maka dia telah kafir karena setiap orang yang berkeyakinan bahwa seseorang boleh saja beragama dengan selain agama Muhammad صلی الله عليه وسلم, maka berarti dia telah kafir terhadap Allah سبحانه و تعالى, harus dipaksa bertaubat ; bila dia bersedia, maka dia selamat dari hukum dan bila tidak, maka dia wajib dibunuh.

Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya" [Ali-Imran : 85]


Jumat, 06 Mei 2011

Makna dan Hakikat

ﺪﻤﺤﻟﺍ ﻪﻠﻟ ﻱﺬﻟﺍ ﻖﻠﺧ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﻪﺗﺩﺎﺒﻌﻟ، ﻝﺎﻘﻓ ﻪﻧﺎﺤﺒﺳ: )ﺎﻣﻭ
ﻥﻭﺪﺒﻌﻴﻟ ﻻﺇ ﺲﻧﻹﺍﻭ ﻦﺠﻟﺍ ﺖﻘﻠﺧ(، ﻻ ﻩﺪﺣﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺇ ﻪﻟﺇ ﻻ ﻥﺃ ﺪﻬﺷﺃ
ﻚﻳﺮﺷ ﻪﻟﺇ ﻦﻴﻟﻭﻷﺍ ﻦﻳﺮﺧﻵﺍﻭ، ﺪﻬﺷﺃﻭ ﻥﺃ ﺍﺪﻤﺤﻣ ﻩﺪﺒﻋ ﻪﻟﻮﺳﺭﻭ
ﻪﻠﺳﺭﺃ ﻪﻠﻟﺍ ﺔﻴﻋﺍﺩ ﻰﻟﺇ ﺹﻼﺧﺇ ﻦﻳﺪﻟﺍ ﺏﺮﻟ ﻦﻴﻤﻟﺎﻌﻟﺍ، ﺕﺍﻮﻠﺼﻓ
ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻣﻼﺳﻭ ﻪﻟﺁ ﻰﻠﻋﻭ ﻦﻳﺮﻫﺎﻄﻟﺍ ﻦﻴﺒﻴﻄﻟﺍ ﺮﻐﻟﺍ ﻪﺘﺑﺎﺤﺻﻭ
ﻦﻴﻣﺎﻴﻤﻟﺍ ﻦﻣﻭ ﻰﻔﺘﻗﺍ ﻩﺮﺛﺃ ﻊﺒﺗﺍﻭ ﻩﺍﺪﻫ ﻰﻟﺇ ﻡﻮﻳ ﻦﻳﺪﻟﺍ، ﺎﻣﺃ
ﺪﻌﺑ:
Kalimat tauhid yaitu ( ﻻ ﻪﻟﺇ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ) adalah hikmah utama
penciptaan manusia, pengutusan para rasul dan diturunkannya Al
Qur'an, ia adalah keadilan yang utama, oleh karenanya langit dan
bumi ciptakan dan neraca keadilan ditegakkan, ia sebagai pembeda
antara muslim dengan orang kafir, dengannya manusia tebagi
menjadi orang orang yang bahagia penghuni syurga dan orang
orang yang sengsara penghuni nereka.
Akan tetapi yang sangat disayangkan bahwa manyoritas kaum
muslimin yang mengucapkan kailmat yang mulia ini tidak
memahami makna dan kakekatnya serta persyaratannya, sedang
ulama telah sepakat bahwa kalimat tauhid tidak cukup sekedar
ucapan dilisan saja, akan tetapi harus diketahui maknanya dan
dilaksanakan tuntutannya serta diaplikasikan kensekuensinya.
Pada makalah yang sederhana ini akan dijelaskan insyallah makna
kalimat tauhid sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Qur'an dan
Sunnah, serta persyaratan persyaratan yang wajib terpenuhi
dalam mengamalkannya.
Kalimat tauhid ( ﻻ ﻻﺇ ﻪﻟﺇ ﻪﻠﻟﺍ ) tersusun dari dua kalimat ( ﻻ ﻪﻟﺇ )
yang dikenal dengan "kalimat penapian" dan ( ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ) yang
dikenal dengan "kalimat istbat (penetapan)", kedua kalimat tersebut
(penapian) dan (penetapan) dikenal dengan dua rukun kalimat
tauhid, dan itulah hakekat tauhid. Dan (ﻪﻟﺇ) dalam bahasa arab
artinya (ﺩﻮﺒﻌﻣ) "yang diibadati".
Maksudnya : kalimat penapian ( ﻻ ﻪﻟﺇ ) menapikan seluruh
peribadatan kepada selain Allah, dan ( ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ) menetapan bahwa
peribadatan yang hak dan benar semata mata hanya kepada Allah.
Maka makna dari ( ﻻ ﻪﻟﺇ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ) yaitu ( ﻻ ﺩﻮﺒﻌﻣ ﻖﺤﺑ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ )
"tiada yang berhak diibadati secara benar kecuali Allah".
Kenapa dalam maknanya harus ditambah kalimat (yang benar/
hak) karena seluruh peribadatan kepada selain Allah adalah batil
dan ila yang diibadati secara benar adalah Allah Ta'ala,
sebagaimana firman Allah Ta'ala: (Artinya: )
“(Kuasa Allah) Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya
Allah, Dialah Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka
seru/ibadati selain dari Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya
Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar".(Al-Hajj:62)
Makna dan hakekat tauhid diatas telah dijelaskan oleh Allah dan
Rasul-Nya, berikut ayat ayat dan hadits hadits yang menafsirkan
kalimat tauhid:
ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻝﺎﻗ) :ﺎﺌﻴﺷ ﻪﺑ ﺍﻮﻛﺮﺸﺗ ﻻﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﺍﻭﺪﺒﻋﺍﻭ.( ﺀﺎﺴﻨﻟﺍ: 36
"Dan ibadati Allah dan jangan kamu persekutukan dengan-Nya
sesuatu apapun".
Dalam ayat ini terdapat perintah untuk mengibadati Allah, karena
tiada seembahan yang berhak diibadati selain-Nya, nah inilah
makna kalimat ( ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ) dan terdapat larang dari melakukan
kesyirikan, karena seluruh peribadatan kepada selain Allah adalah
syirik dan itu adalah kebatilan dan inilah makna (ﻪﻟﺇ ﻻ).
ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻝﺎﻗﻭ) :ﻩﺎﻳﺇ ﻻﺇ ﺍﻭﺪﺒﻌﺗ ﻻﺃ ﻚﺑﺭ ﻰﻀﻗﻭ.( ﺀﺍﺮﺳﻹﺍ: 23.
"Dan Rabmu telah memerintahkan agat kamu tidak mengibadati
kecuali Dia".
Nah kalimat ( ﻻﺃ ﻩﺎﻳﺇ ﻻﺇ ﺍﻭﺪﺒﻌﺗ ) itulah kalimat tauhid dan makna
(ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺇ ﻪﻟﺇ ﻻ).
ﻝﺎﻗﻭ ﻰﻟﺎﻌﺗ: )ﺪﻘﻟﻭ ﺎﻨﺜﻌﺑ ﻲﻓ ﻞﻛ ﺔﻣﺃ ﻻﻮﺳﺭ ﻥﺃ ﺍﻭﺪﺒﻋﺍ ﻪﻠﻟﺍ
ﺕﻮﻏﺎﻄﻟﺍ ﺍﻮﺒﻨﺘﺟﺍﻭ.( ﻞﺤﻨﻟﺍ: 36
"Dan sungguh kami telah mengutus pada setiap umat seorang
Rasul (untuk menyerukan) "ibadatilah Allah dan tinggalkanlah
Thagut".
Thogut adalah seluruh peribadatan dan sesembahan kepada selain
Allah, nah perintah perintah mengibadati Allah dan meninggalkan
thogut itulah makna kalimat tauhid, karena peribadatan kepada
selain Allah yaitu thogut adalah kebatilan.
ﻝﺎﻗﻭ: )ﺎﻣﻭ ﺎﻨﻠﺳﺭﺃ ﻚﻠﺒﻗ ﻦﻣ ﻦﻣ ﻝﻮﺳﺭ ﻲﺣﻮﻧ ﻻﺇ ﻪﻴﻟﺇ ﻪﻧﺃ ﻪﻟﺇ ﻻ
ﻥﻭﺪﺒﻋﺎﻓ ﺎﻧﺃ ﻻﺇ.( ﺀﺎﻴﺒﻧﻷﺍ: 25
"Dan tidaklah Kami mengutus sebelummu seorang rasul kecuali
Kami wahyukan kepadanya bahwa tiada ila yang berhak diibadati
kecuali Aku, maka ibadatilah Aku".
Nah kalimat ( ﻻ ﻪﻟﺇ ﻻﺇ ﺎﻧﺃ ﻥﻭﺪﺒﻋﺎﻓ ) itulah kalimat tauhid dan
makna (ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺇ ﻪﻟﺇ ﻻ).
Kalimat inilah yang pertama sekali yang dikatakan oleh setiap nabi
kepada kaum, sebagaimana dalam ayat ayat berikut:
)ﻰﻟﺇﻭ ﺩﺎﻋ ﻢﻫﺎﺧﺃ ﺍﺩﻮﻫ، ﻝﺎﻗ ﺎﻳ ﻡﻮﻗ ﺍﻭﺪﺒﻋﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﺎﻣ ﻢﻜﻟ ﻦﻣ
ﻩﺮﻴﻏ ﻪﻟﺇ.( ﻑﺍﺮﻋﻷﺍ: 65.
Dan (Allah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka (nabi)
Hud, ia berkata: wahai kaumku ibadatilah Allah, tidak ada bagi kalai
ila yang berhak diibadati selain-Nya".
ﻝﺎﻗﻭ: )ﻰﻟﺇﻭ ﺩﻮﻤﺛ ﻢﻫﺎﺧﺃ ﺎﺤﻟﺎﺻ ﻝﺎﻗ ﺎﻳ ﻡﻮﻗ ﺍﻭﺪﺒﻋﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﺎﻣ
ﻩﺮﻴﻏ ﻪﻟﺇ ﻦﻣ ﻢﻜﻟ( ﻑﺍﺮﻋﻷﺍ: 73
Dan (Allah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka
(nabi) Soleh, ia berkata: wahai kaumku ibadatilah Allah, tidak ada
bagi kalai ila yang berhak diibadati selain-Nya".
ﻝﺎﻗﻭ: )ﻰﻟﺇﻭ ﻦﻳﺪﻣ ﻢﻫﺎﺧﺃ ﺎﺒﻴﻌﺷ ﻝﺎﻗ ﺎﻳ ﻡﻮﻗ ﺍﻭﺪﺒﻋﺍ ﻪﻠﻟﺍ ﺎﻣ
ﻩﺮﻴﻏ ﻪﻟﺇ ﻦﻣ ﻢﻜﻟ.( ﻑﺍﺮﻋﻷﺍ: 85
Dan (Allah mengutus) kepada kaum Madyan saudara mereka
(nabi) Syu'aib, ia berkata: wahai kaumku ibadatilah Allah, tidak ada
bagi kalai ila yang berhak diibadati selain-Nya".
Nah kalimat ( ﺎﻣ ﻢﻜﻟ ﻦﻣ ﻪﻟﺇ ﻩﺮﻴﻏ ) itulah kalimat tauhid dan
makna laa ilaha illa Allah.
Diantara ayat yang menjelaskan dan menafsirkan kalimat tauhid (ﻻ
ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺇ ﻪﻟﺇ) adalah firman Allah Ta'ala:
)ﻱﺬﻟﺍ ﻻﺇ ﻥﻭﺪﺒﻌﺗ ﺎﻤﻣ ﺀﺍﺮﺑ ﻲﻨﻧﺇ ﻪﻣﻮﻗﻭ ﻪﻴﺑﻷ ﻢﻴﻫﺍﺮﺑﺇ ﻝﺎﻗ ﺫﺇﻭ
ﻲﻧﺮﻄﻓ ﻪﻧﺈﻓ ﻦﻳﺪﻬﻴﺳ ﺎﻬﻠﻌﺟﻭ ﺔﻤﻠﻛ ﺔﻴﻗﺎﺑ ﻲﻓ ﻪﺒﻘﻋ ﻢﻬﻠﻌﻟ
ﻥﻮﻌﺟﺮﻳ.( ﻑﺮﺧﺰﻟﺍ: 26-28.
26. Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan
kaumnya: "Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
sembah/ibadati, 27. kecuali (Rab) Yang menjadikanku; karena
sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku. 28. Dan
(lbrahim a. s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal
pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid
itu.
Nah ayat ( ﻲﻨﻧﺇ ﺀﺍﺮﺑ ﺎﻤﻣ ﻥﻭﺪﺒﻌﺗ ) itulah makna ( ﻻ ﻪﻟﺇ ) dan (ﻻﺇ
ﻲﻧﺮﻄﻓ ﻱﺬﻟﺍ) itulah makna (ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺇ).
Dan firman Allah Ta'ala:
)ﻞﻗ ﺎﻳ ﻞﻫﺃ ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﺍﻮﻟﺎﻌﺗ ﻰﻟﺇ ﺔﻤﻠﻛ ﺀﺍﻮﺳ ﺎﻨﻨﻴﺑ ﻢﻜﻨﻴﺑﻭ ﻻﺃ
ﺪﺒﻌﻧ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ﻻﻭ ﻙﺮﺸﻧ ﻪﺑ ﺎﺌﻴﺷ ﻻﻭ ﺬﺨﺘﻳ ﺎﻬﻀﻌﺑ ﺎﻀﻌﺑ ﺎﺑﺎﺑﺭﺃ
ﻦﻣ ﻥﻭﺩ ﻪﻠﻟﺍ ﻥﺈﻓ ﺍﻮﻟﻮﺗ ﺍﻮﻟﻮﻘﻓ ﺍﻭﺪﻬﺷﺍ ﺎﻧﺄﺑ ﻥﻮﻤﻠﺴﻣ.( ﻝﺁ
ﻥﺍﺮﻤﻋ، 63.
64. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu
kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan
kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula)
sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai
tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah
kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang
yang berserah diri (kepada Allah)."
Nah ayat ( ﻻﺃ ﺪﺒﻌﻧ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ﻻﻭ ﻙﺮﺸﻧ ﻪﺑ ﺎﺌﻴﺷ ﻻﻭ ﺬﺨﺘﻳ ﺎﻨﻀﻌﺑ
ﻪﻠﻟﺍ ﻥﻭﺩ ﻦﻣ ﺎﺑﺎﺑﺭﺃ ﺎﻀﻌﺑ) itulah makna kalimat tauhid (ﻻﺇ ﻪﻟﺇ ﻻ
ﻪﻠﻟﺍ).
Diantara ayat yang menafsirkan tauhid adalah firman Allah:
)ﺎﻣﻭ ﺍﻭﺮﻣﺃ ﻻﺇ ﺍﻭﺪﺒﻌﻴﻟ ﻪﻠﻟﺍ ﻦﻴﺼﻠﺨﻣ ﻪﻟ ﻦﻳﺪﻟﺍ ﺀﺎﻔﻨﺣ
ﺔﻤﻴﻘﻟﺍ ﻦﻳﺩ ﻚﻟﺫﻭ ﺓﺎﻛﺰﻟﺍ ﺍﻮﺗﺆﻳﻭ ﺓﻼﺼﻟﺍ ﺍﻮﻤﻴﻘﻳﻭ( ﺔﻨﻴﺒﻟﺍ: 5
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan (ibadah) kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan
shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus.
ﻝﺎﻗﻭ ﻰﻟﺎﻌﺗ) :ﺍﻭﺪﺒﻌﻴﻟ ﻻﺇ ﺍﻭﺮﻣﺃ ﺎﻣﻭ ﻮﻫ ﻻﺇ ﻪﻟﺇ ﻻ ﺍﺪﺣﺍﻭ ﺎﻬﻟﺇ(
. ﺔﺑﻮﺘﻟﺍ: 31
"Dan mereka tidak diperintahkan kecuali agar mengibadati ilaa
yang satu, tidak ada ila yang berhak diibadati selain-Nya".
Itulah sebagian ayat yang menjelaskan makna (Laa Ilaha Illa Allah)
dan hakekat tauhid. Nah kalau kita membaca dan merenungi
sunnah kita dapati hadits hadits yang menjelaskan makna tauhid,
diantaranya:
Dalam hadits pengutusan Mu'adz kenegeri Yaman, Rasulullah
berwasiat kepadanya:
)ﻦﻜﻴﻠﻓ ﻝﻭﺃ ﺎﻣ ﻢﻫﻮﻋﺪﺗ ﻪﻴﻟﺇ ﻰﻟﺇ ﻥﺃ ﺍﻭﺪﺣﻮﻳ ﻪﻠﻟﺍ.( ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ
)7372.(
Dalam riwayat lain
)ﻦﻜﻴﻠﻓ ﻝﻭﺃ ﺎﻣ ﻢﻫﻮﻋﺪﺗ ﻪﻴﻟﺇ ﺓﺩﺎﺒﻋ ﻪﻠﻟﺍ.( ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ )1458(
ﻢﻠﺴﻣﻭ )31.(
Riwayat ini menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan tauhid
pada riwayat yang pertama adalah mengikhlaskan ibadati kepada
Allah
Dalam riwayat lain:
)ﺍﺫﺈﻓ ﻢﻬﺘﺌﺟ ﻢﻬﻋﺩﺎﻓ ﻰﻟﺇ ﻥﺃ ﺍﻭﺪﻬﺸﻳ ﻻﺃ ﻪﻟﺇ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ﻥﺃﻭ
ﻪﻠﻟﺍ ﻝﻮﺳﺭ ﺍﺪﻤﺤﻣ.( ﻢﻠﺴﻣ )19.(
Maka dalam riwayat ini Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam
menjadikan syahdah (Laa Ilaa Illa Allah) sebagai makna Tauhid.
ﻲﻓﻭ ﺚﻳﺪﺣ ﻭﺮﻤﻋ ﻦﺑ ﺔﺴﺒﻋ ﻪﻧﺃ ﻰﺗﺃ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻠﺳﻭ
ﻝﺎﻘﻓ: ﺎﻣ ؟ﺖﻧﺃ ﻝﺎﻗ: )ﻲﺒﻧ ﻪﻠﻟﺍ( ﻝﺎﻗ: ﻪﻠﻟﺁ ؟ﻚﻠﺳﺭﺃ ﻝﺎﻗ: )ﻢﻌﻧ(
ﻝﺎﻗ: ؟ﺀﻲﺷ ﻱﺄﺑ ﻝﺎﻗ...) :ﻥﺃﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﺪﺣﻮﻳ ﻙﺮﺸﻳ ﻻﻭ ﺎﺌﻴﺷ ﻪﺑ.( ﻢﻠﺴﻣ
)832.(
Dalam hadits Amru Bin 'Abasah bahwa beliau datang kepada Nabi
shalallahu'alaihi wasallam seraya bertanya: siapakah anda? Beliau
menjawab: (Nabiyullah), ia bertanya lagi: apakah Allah yang
menutusmu? Beliau menjawab: (Ya benar), ia bertanya lagi:
dengan apa? Beliau bersabda: (…dan untuk mentauhid Allah dan
tidak dipersekutukan dengan sesuatu apapun".
Dan dalam hadits Jibril yang panjang, tatkala ia bertanya kepada
Rasullah shalallahu'alahi wasallam tentang islam, beliau menjawab:
)ﻡﻼﺳﻹﺍ: ﻥﺃ ﺪﻬﺸﺗ ﻻﺃ ﻪﻟﺇ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ﻥﺃﻭ ﺍﺪﻤﺤﻣ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ(...
ﻪﻨﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻲﺿﺭ ﺏﺎﻄﺨﻟﺍ ﻦﺑ ﺮﻤﻋ ﺚﻳﺪﺣ ﻦﻣ ﻢﻠﺴﻣ ﻩﺍﻭﺭ ﺚﻳﺪﺤﻟﺍ.
Dalam riwayat lain dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
dengan lafadz:
)ﺎﺌﻴﺷ ﻪﺑ ﻙﺮﺸﺗ ﻻﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﺪﺒﻌﺗ ﻥﺃ.(...
"Kamu mengibadati Allah dan tidak mempersekutukannya dengan
sesuatu apapun".
Riwayat ini menjelaskan makna syahadah Laa Ilaha Illa Allah dalam
riwayat yang pertama.
Dalam hadits Abdullah Bin Umar radhiyallahu 'anhuma tentang
rukun islam, Rasulullah bersabda:
)ﻲﻨﺑ ﺲﻤﺧ ﻰﻠﻋ ﻡﻼﺳﻹﺍ: ﺓﺩﺎﻬﺷ ﻻﺇ ﻪﻟﺇ ﻻ ﻥﺃ ﻝﻮﺳﺭ ﺍﺪﻤﺤﻣ ﻥﺃﻭ ﻪﻠﻟﺍ
ﻪﻠﻟﺍ(... ﻢﻠﺴﻣﻭ ﻱﺭﺎﺨﺒﻟﺍ ﻩﺍﻭﺭ ﺚﻳﺪﺤﻟﺍ.
Dalam riwayat lain dengan lafadz:
)ﺲﻤﺧ ﻰﻠﻋ ﻡﻼﺳﻹﺍ ﻲﻨﺑ: ﻪﻧﻭﺩ ﺎﻤﺑ ﺮﻔﻜﻳﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﺪﺒﻌﻳ ﻥﺃ ﻰﻠﻋ.(...
"islam didirikan diatas lima dasar: diatas mengibadati Allah dan
kufur (menginkari) selain peribadatan kepada-Nya".
Riwayat kedua ini menjelaskan makna syahadah Laa Ilaha Illa Allah
dan Tauhid, yaitu keikhlasan beribadah kepada Allah dan
mengingkari seluruh peribadatan kepada selain Allah, karena itu
adalah kebatilan.
Dan menjelaskan juga bahwa agama islam adalah agama tauhid
karena seluruh ibadah wajib di ikhlaskan kepada Allah Ta'ala.
Dalam hadits lain:
)ﻦﻣ ﻝﺎﻗ : ﻪﻟﺇ ﻻ ﺪﺒﻌﻳ ﺎﻤﺑ ﺮﻔﻛﻭ ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺇ ﻪﻟﺎﻣ ﻡﺮﺣ ﻪﻠﻟﺍ ﻥﻭﺩ ﻦﻣ
ﻪﻣﺩﻭ ﻪﺑﺎﺴﺣﻭ ﻰﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ( ﻩﺍﻭﺭ ﻢﻠﺴﻣ )ﻢﻗﺭ: 139.( ﻲﻓﻭ ﺔﻳﻭﺭ) :ﻦﻣ
ﺪﺣﻭ ﻪﻠﻟﺍ.(... ﻩﺍﻭﺭ ﺪﻤﺣﺃ )ﻢﻗﺭ: 27213/ 27755(، ﻦﺑﺍﻭ ﻥﺎﺒﺣ ﻲﻓ
ﻪﺤﻴﺤﺻ )ﻢﻗﺭ:171( ﺭﺍﺰﺒﻟﺍﻭ ﻲﻓ ﻩﺪﻨﺴﻣ )ﻢﻗﺭ:2768( ﻮﺑﺃﻭ ﺪﻴﺒﻋ ﻲﻓ
ﻝﺍﻮﻣﻷﺍ ﺏﺎﺘﻛ )ﻢﻗﺭ: 47.(
"Barangsiapa yang mengatakan "Laa Ilaha Illa Allah" dan kufur
terhadap apa yang diibadati selain Allah maka haram harta dan
darahnya, dan hisabnya hanya atas Allah". (HR, Muslim).
Dalam riwayat lain: "Barangsiapa yang mentauhidkan Allah…".
Makna inilah (mengikhlaskan ibadah kepada Allah) yang dipahami
oleh para shahabat Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam tentang
kalimat tauhid (Laa Ilaha Illa Allah) dan kalimat yang mereka
gunakan dalam perkataan mereka, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Jabir Bin Abdullah radhiyallahu 'anhu dalam
hadits yang menjelaskan sifat haji Nabi shalallahu'alaihi wasallam:
)َّﻞﻫﺄﻓ ﺪﻴﺣﻮﺘﻟﺎﺑ "ﻚﻴﺒﻟ ﻢﻬﻠﻟﺍ ﻚﻴﺒﻟ، ﻚﻴﺒﻟ ﻻ ﻚﻳﺮﺷ ﻚﻟ، ﻥﺇ
ﻚﻟ ﻚﻳﺮﺷ ﻻ ﻚﻠﻤﻟﺍﻭ ﻚﻟ ﺔﻤﻌﻨﻟﺍﻭ ﺪﻤﺤﻟﺍ.(
"Maka ia (Rasulullah) bertalbiyah dengan tauhid, kami datang
memenui panggilan-Mu, kami datang memenuhi panggilan-Mu,
tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat
serta kerajaan (kekuasan) adalah milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-
Mu".
Maka talbiyah haji tersebut dinamakan dengan tabiyatuttauhid,
karena makna dan hakekatnya adalah keikhlasan beribadah kepada
Allah, sebagaimana segala pujian, nikmat dan kerajaan hanyalah
milik Allah semata, maka begitu juga seluruh ibadah hanya berhak
diperuntukkan kepada-Nya.
Makna ini pulalah yang dipahami oleh ulama islam yang
memahami hakekat dakwah Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam,
sebagaimana dalam sebagian ungkapan mereka:
Imam Syafi'i berkata:
َﻞِﺌُﺳ ِﺪْﻴِﺣْﻮَّﺘﻟﺍَﻭ ِﻡَﻼَﻜْﻟﺍ ِﻦَﻋ ٌﻚِﻟﺎَﻣ، َﻝﺎَﻘَﻓ: ﻰﻠﺻ ِّﻲِﺒَّﻨﻟﺎِﺑ َّﻦُﻈَﻧ ْﻥَﺃ ٌﻝﺎَﺤُﻣ
ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻠﺳﻭ ُﻪَّﻧَﺃ َﻢَّﻠَﻋ ُﻪَﺘَّﻣُﺃ َﺀﺎَﺠْﻨِﺘْﺳﻻﺍ، ْﻢَﻟَﻭ ْﻢُﻬْﻤِّﻠَﻌُﻳ
َﺪْﻴِﺣْﻮَّﺘﻟﺍ، ُﺪْﻴِﺣْﻮَّﺘﻟﺍَﻭ ﺎﻣ ُﻪَﻟﺎَﻗ ُّﻲِﺒَّﻨﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻢﻠﺳﻭ: "
ُﺕْﺮِﻣُﺃ ْﻥَﺃ َﻞِﺗﺎَﻗُﺃ َﺱﺎَّﻨﻟﺍ ﻰﺘﺣ ﺍﻮﻟﻮﻘﻳ َﻻ َﻪَﻟِﺇ َّﻻِﺇ ُﻪﻠﻟﺍ "، َﻢَﺼَﻋ ﺎﻤﻓ
ِﺪْﻴِﺣْﻮَّﺘﻟﺍ ُﺔَﻘْﻴِﻘَﺣ َﻝﺎَﻤْﻟﺍَﻭ َﻡَّﺪﻟﺍ ِﻪِﺑ.
“Imam Malik pernah ditanya tentang masalah kalam dan tauhid,
maka beliau menjawab: Mustahil kalau Nabi mengajarkan kepada
umatnya tentang tata cara istinja’ (buang kotoran) tetapi tidak
mengajarkan mereka tentang tauhid. Tauhid adalah apa yang
dikatakan oleh Nabi: “Saya diperintahkan untuk memerangi
manusia sehingga mereka mengatakan Laa Ilaha Illa Allah, apa
yang dapat menjaga darah dan harta maka itulah hakekat tauhid”.
[1]
Imam Ad Darimi –salah seorang ulama syafi'iyah- berkata:
)ﺮﻴﺴﻔﺗ ﺪﻴﺣﻮﺘﻟﺍ ﺔﻣﻷﺍ ﺪﻨﻋ ﻪﺑﺍﻮﺻﻭ: ﻝﻮﻗ ﻪﻟﺇ ﻻ ﻪﻠﻟﺍ ﻻﺇ ﻻ ﻩﺪﺣﻭ
ﻪﻟ ﻚﻳﺮﺷ.(
"Tafsir tauhid yang benar menurut umat (islam) adalah: ucapan
"Laa Ilaha Illa Allah" dan tidak ada sekutu bagi-Nya"[2].
Imam Abul Abbas Ibnu Suraij –salah seorang ulama syafi'iyyah-
ditanya:
(ﺪﻴﺣﻮﺘﻟﺍ ﺎﻣ ؟ ﻝﺎﻗ: ﻦﻴﻤﻠﺴﻤﻟﺍ ﺔﻋﺎﻤﺟﻭ ﻢﻠﻌﻟﺍ ﻞﻫﺃ ﺪﻴﺣﻮﺗ : ﺪﻬﺷﺃ
ﻥﺃ ﻻ ﻪﻟﺇ ﻻﺇ ﻪﻠﻟﺍ ﺪﻬﺷﺃﻭ ﻥﺃ ًﺍﺪﻤﺤﻣ ﻝﻮﺳﺭ ﻪﻠﻟﺍ ، ﺪﻴﺣﻮﺗﻭ ﻞﻫﺃ
ﻞﻃﺎﺒﻟﺍ ﻦﻣ ﻦﻴﻤﻠﺴﻤﻟﺍ ﺽﻮﺨﻟﺍ ﺽﺍﺮﻋﻷﺍ ﻲﻓ ﻡﺎﺴﺟﻷﺍﻭ ، ﺚﻌﺑ ﺎﻤﻧﺇﻭ
ﻚﻟﺫ ﺭﺎﻜﻧﺈﺑ ﻢﻠﺳﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻲﺒﻨﻟﺍ.(
Apakah (yang dimaksud dengan) tauhid? Beliau menjawab: tauhid
para ulama dan jama'ah kaum muslimin adalah: syadahah "Laa
Ilaha Illa Allah" dan Muhammad adalah Rasulullah, sedangkan
tauhid orang orang yang sesat dari kalangan kaum muslimin
adalah sibuk membahasa masalah Al A'raadh dan Al Ajsaam[3],
dan Nabi shalallahu'alaihi wasallam diutus untuk menginkari hal
itu".[4]
Itulah makana dan kakekat kalimiat tauhid, jadi ia bukanlah sekedar
ucapan lisan tanpa ilmu dan amalan, bukanlah sekedar keyakinan
tanpa aplikasi tuntuan dan persyaratan, tetapi ia adalah kalimat
yang mulia mengandung makna yang kekekat yang agung yang
wajib di pelajari dan diketahui, dan keonsekwensi yang harus
diaplikasikan.
Semogah Allah Ta'ala membimbing kita semua untuk memahmai
kalimat tauhid dan mengamalkan dalam kehidupan sehari hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar